Malu bertanya sesat di jalan. Itu peribahasa yang sering kali kita dengar sejak Sekolah Dasar (SD), sudah tidak asing lagi bagi kita, namun bila dilihat di sekitar kita, masih saja banyak orang, temen atau bahkan diri kita sendiri yang malu malu untuk bertanya.
Salah satu kunci dari pengetahuan itu adalah pertanyaan, dan pertanyaan yang tepat itu setengah jalan dari upaya mendapatkan jawaban yang tepat.
Namun penggunaan pertanyaan ini juga nggak sempit juga sih, ada pertanyaan yang sengaja dilemparkan untuk menghilangkan rasa sepi atau hanya untuk mencairkan suasana, misal di ruang tunggu sebuah bengkel atau stasiun kita lantas menanyakan kepada orang lain yang disebelah atau didekat kita dengan pertanyaa yang "basa basi" guna untuk mencairkan suasana, itu juga penting sih, karena kita ini makhluk sosial.
Pertanyaan juga bisa disampaikan ketika kita ingin mengetahui cara kerja suatu alat, mesin dan lain lain. Ini lebih bersifat teknis ya. Namun apakah dari pertanyaan pertanyaan yang kita ajukan itu akan melahirkan sebuah aksi dari diri kita? Belum tentu. Kadang jawaban jawaban yang dilontarkan oleh naarasumber hanya digunakan untuk menambah khazanah dan wawasan si penanya.
Bukan tidak bagus ya, ilmu atau informasi yang kita dapati dari pertanyaan namun tidak kita terapkan dalam kehidupan, namun lebih dari itu, kita bisa jadi lebih memahami sudut pandang suatu hal dari sudut lain diluar pandangan kita.
Jadi intinya, jangan malu bertanya, meskipun hanya di jawab "nggak tau", dan juga bagus bila kamu nggak tanyakan satu hal kepada satu orang saja, tanyakan hal yang sama ke beberapa orang agar kamu dapat sudut pandang yang bermacam macam, lebih memahami orang orang dan tentunya akan dapat menambah khazanah dan wawasan diri kita. Karena sejatinya mindset kita adalah kumpulan dari banyak informasi yang akhirnya membentuk diri kita dalam bersikap dan menimbul kan sikap.
Komentar
Posting Komentar